Pada setiap agama diajarkan jika manusia memiliki umur yang berbeda-beda setelah mautnya tiba maka jasadnya akan disemayamkan. Di dunia ini ada berbagai macam cara dalam menyemayamkan jenazah salah satunya yaitu kremasi.
Kremasi merupakan proses dimana jenazah manusia yang telah meninggal di semayamkan dengan cara dibakar hingga menjadi abu. Sebagian masyarakat Indonesia pasti asing dengan kremasi ini namun kremasi ini bukanlah hal yang baru. Di India, proses pemakaman jenazah menggunakan metode kremasi karena hal tersebut merupakan ajaran agama di negara tersebut.
Pasti timbul pertanyaan, bagaimana proses kremasi tersebut hingga jenazah menjadi abu? Nah untuk itu kami akan jelaskan tentang proses kremasi. Simak ulasannya dibawah ini!
- Tentang kremasi
Pada jaman yunani kuno dan romawi yaitu pada 1000 SM, praktik kremasi banyak dilakukan pada saat tentara mereka gugur di medan perang setelah itu abu para tentara yang gugur akan dikumpulkan lalu disebarkan di larung air.
Menurut mereka bahwa proses kremasi tersebut dapat membebaskan roh dan mencegah arwah yang sudah gugur di medan perang menyakiti orang yang masih hidup. Tidak hanya bagi umat hindu saja yang melakukan proses kremasi, umat katolik pun membolehkan pembakaran jenazah setelah paus pada tahun 1963 membolehkan praktik kremasi. Hal tersebut diperbolehkan karena pada saat itu lahan kubur yang sangat terbatas sehingga praktik kremasi diperbolehkan.
- Proses kremasi
Pada saat akan melakukan kremasi, biasanya operator akan melepaskan semua bahan yang terbuat dari logam pada peti mati. Hal tersebut untuk memastikan agar alat lain tidak terganggu di balik bilik kremasi. Setelah itu, operator akan menaikan peti mati menggunakan pengangkat dan meletakan peti mati di atas. Ketika bilik kremasi telah siap, biasanya pihak keluarga yang hadir akan menekan tombol untuk memulai proses kremasi.
Namun jika tidak ada keluarga yang hadir, maka operator langsung memulai proses tersebut. Ketika tombol kremasi sudah ditekan, dua bilik kremasi akan terbuka, lalu peti mati akan didorong pelan ke dalam api yang sudah panas. Karena suhu api cukup panas, maka bagian bawah dari peti mati otomatis mudah terbakar.
- Tulang yang tersisa
Panas api pada saat pembakaran jenazah yaitu sekitar 1150 derajat celcius selama 2 jam agar jenazahnya benar benar terbakar. Biasanya yang tertinggal hanyalah tulang dan logam seperti alat bantu kesehatan yang terdapat pada tubuh jenazah semasa hidup. Setelah itu operator akan memisahkan pecahan tulang dengan logam.
Setelah itu pecahan tulang akan digiling menggunakan mesin selama 30 menit hingga menjadi abu. Setelah itu abu akan dimasukan kedalam vas dan akan diberikan kepada keluarga. Umumnya abu dari jenazah akan dibawa pulang oleh keluarga untuk disimpan di rumah atau dilarungkan di laut.
- Agama yang membolehkan proses kremasi
Dalam praktik kremasi, ada beberapa agama yang setuju dan tidak setuju karena perbedaan ajaran. Berikut agama yang memperbolehkan praktik kremasi yaitu :
- Hindu
- Buddha
- Beberapa aliran agama Kristen seperti Gereja Katolik, Gereja Baptis, Gereja Methodis hingga Saksi Yehuwa
- Kaum Sikh
- Agama yang melarang proses kremasi
Berikut beberapa agama yang tidak membolehkan praktik kremasi yaitu :
- Islam
- Baha’i
- Yahudi Ortodoks
- Beberapa aliran agama Kristen seperti Gereja Ortodoks yunani, Gereja Ortodoks Rusia, Gereja Pentakosta hingga Gereja Karismatik
Itulah penjelasan mengenai proses kremasi. Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan wawasan bagi kita bersama.