6 Karakter Suami yang Berpotensi Memperkeruh Rumah Tangga.

sumber : www.bundapedia.com

Bagi seorang wanita, pilih seorang lelaki yang nanti bisa menjadi suami memang seharusnya menimbang beberapa hal. Bukan lantaran pilih-memilih, tetapi karena ia akan jadi rekan hidup yang memiliki predikat “imam” sampai akhir kelak. Lumrah jika banyak orang sering memandang bebet, bibit dan berat itu wajib saat menentukan pasangan. Semuanya orang tentu saja mengidamkan jalinan yang serasi dalam berumah-tangga, kan?

 

Setiap orang tentu ingin mempunyai pasangan yang bagus dan dapat sama-sama terima kekurangan saat kelak jadi suami istri. Sebagai wanita harus juga pintar pilih calon suami. Penting untuk dipahami beberapa wanita jika ada banyak hal yang dapat membuat pernikahan perlahan-lahan labil, satu diantaranya adalah watak lelaki yang malah jadi pemicunya. Bahkan juga ini lebih kronis dari perselingkuhan!

 

Meski seringkali dipandang hal yang remeh, tetapi berikut ialah beberapa ciri calon suami yang nanti punyai dampak yang jelek bahkan juga dapat buat pernikahan remuk. Bukan menakut-nakuti, baca detilnya berikut ini!

 

1.Suami yang masih jadi “anak mami”. Ia ialah type orang yang selalu mengadu masalahnya ke orangtua

 

Menjadi laki-laki kecintaan ibunya semenjak kecil memang hal yang lumrah. Namun, jika sudah menikah dan tetap menjadi “anak mami”, yang ada justru jadi permasalahan. Lelaki yang telah menikah tentu saja punyai tanggung-jawab atas keluarga kecilnya dan harus dapat menuntaskan permasalahan tanpa terlibat orangtua. Ingin seburuk apa saja pasangan dan ingin berapa besar juga persoalan, rasanya tidak cantik sebagai suami malah punyai watak mengadu seperti ini.

 

2.Suami yang enggan mengupayakan rumah untuk istri dan anak-anaknya perlu mawas diri. Ini tujuannya…

 

Tinggal serumah dengan orangtua atau mertua sesudah menikah memang tidak jelek, tetapi tidak selama-lamanya baik juga. Ada banyak resiko yang mengadang yang akan datang, terhitung masalah pengasuhan dan masalah dapur. Ke-2 hal yang kelihatan remeh, tetapi menjadi bumerang yang akan datang untuk jalinan rumah tangga. Suami perlu mempunyai ide berkaitan ini, karena istri dan anak-anak punyai hak untuk berasa nyaman serta aman.

 

3.Suami yang tidak bisa menjadi penengah di antara istri dan orang tuanya. Jika ada permasalahan umumnya tidak dapat melakukan perbuatan apapun dan malah diam seribu bahasa

 

Seorang laki-laki yang telah memiliki keluarga punyai peranan penting dalam bela istri. Bela istri tidak berarti kurangi rasa berbaktinya ke orang tua. Jika suami tidak menjadi penengah di antara istri dan keluarga, nantinya kemungkinan tetap sama hingga membuat rumah tangga kurang serasi. Bila didiamkan, karena itu resiko perpisahan terang mengadang di muka mata.

 

4.Suami yang lebih memprioritaskan orang tuanya dibanding anak dan istrinya. Untuknya, orangtua masih tetap nomor satu, keluarga kecilnya sering dinomorduakan

 

Setelah menikah, suami akan bertanggungjawab sarat dengan keluarganya. Ia semestinya lebih mengutamakan anak dan istrinya, baru selanjutnya orangtua. Anak lelaki teruslah anak lelaki, tetapi saat telah menikah, karena itu tanggung jawabannya ada di anak dan istri. Jika terus menerus mengutamakan orangtua cuman akan memunculkan permasalahan pada keluarga kecilnya.

 

5.Suami yang suka habiskan waktu untuk bergembira sendiri bahkan juga sampai lupa kewajibannya

 

Siap berumahtangga memiliki arti siap untuk memendam perasaan ego alias menang sendiri. Mengikuti hoby dan kesenangan sendiri tidak pernah akan ada selesainya, terutama bila seorang istri telah menyapa dan minta haknya untuk jadi perhatian si suami. Bila dilanjutkan, hal seperti ini cuman bisa menjadi pemantik pembicaraan dan perselisihan berkelanjutan dalam jalinan rumah tangga.

 

Bukan menuntut lelaki menjadi selalu prima, namun tetap ada banyak persyaratan yang harus dimengerti saat sebelum beberapa hal jelek barusan terjadi.